Obesitas dan terlalu banyak makan ternyata berhubungan langsung dengan adanya gen yang terlalu aktif. Para ilmuwan mengklaim telah menemukan bukti akan adanya gen tersebut.
Penemuan ini dipercaya dapat menjadi tahap awal untuk menemukan pil canggih yang dapat mengantisipasi obesitas.
Dilansir melalui Telegraph, Senin (15/11/2010), para peneliti dari Oxford University menemukan adanya hubungan langsung antara massa lemak dan kegemukan (fat mass and obesity associated), atau yang lebih dikenal dengan gen FTO, dengan meningkatnya berat badan.
Temuan ini memperkuat riset yang pernah dilakukan pada 2007 mengenai varian genetik dalam gen FTO yang terkait langsung dengan obesitas.
Menurut para ilmuwan, orang dengan dua jenis varian genetik, yang dimiliki oleh sekira 16 persen dari seluruh warga Eropa, memiliki ukuran 3 kilogram lebih berat ketimbang mereka yang tidak.
Untuk memperkuat bukti ini, ilmuwan mengujicobakan gen tersebut pada sebuah tikus. Hasilnya, meski sehat tikus tersebut mengonsumsi lebih banyak makanan dan lebih gemuk ketimbang tikus lain yang normal.
"Temuan ini membuat kami yakin jika FTO memberikan kontribusi yang cukup besar pada obesitas. Dengan ini kami bisa mengembangkan obat yang dapat menahan laju obesitas, meski tahapnya membutuhkan waktu lebih lama tapi ini merupakan kabar yang baik," ujar Profesor Frances Ashcroft, ketua tim periset.
Dalam penelitian dengan objek tikus, para ilmuwan menemukan jika tikus betina yang memiliki dua jenis gen FTO memiliki kecenderungan 22 persen lebih berat ketimbang tikus betina normal, dalam kkurun 20 pekan. Sedangkan dalam kurun yang sama, tikus jantan dengan FTO, lebih berat 10 persen ketimbang tikus jantan normal.
Dilansir melalui Telegraph, Senin (15/11/2010), para peneliti dari Oxford University menemukan adanya hubungan langsung antara massa lemak dan kegemukan (fat mass and obesity associated), atau yang lebih dikenal dengan gen FTO, dengan meningkatnya berat badan.
Temuan ini memperkuat riset yang pernah dilakukan pada 2007 mengenai varian genetik dalam gen FTO yang terkait langsung dengan obesitas.
Menurut para ilmuwan, orang dengan dua jenis varian genetik, yang dimiliki oleh sekira 16 persen dari seluruh warga Eropa, memiliki ukuran 3 kilogram lebih berat ketimbang mereka yang tidak.
Untuk memperkuat bukti ini, ilmuwan mengujicobakan gen tersebut pada sebuah tikus. Hasilnya, meski sehat tikus tersebut mengonsumsi lebih banyak makanan dan lebih gemuk ketimbang tikus lain yang normal.
"Temuan ini membuat kami yakin jika FTO memberikan kontribusi yang cukup besar pada obesitas. Dengan ini kami bisa mengembangkan obat yang dapat menahan laju obesitas, meski tahapnya membutuhkan waktu lebih lama tapi ini merupakan kabar yang baik," ujar Profesor Frances Ashcroft, ketua tim periset.
Dalam penelitian dengan objek tikus, para ilmuwan menemukan jika tikus betina yang memiliki dua jenis gen FTO memiliki kecenderungan 22 persen lebih berat ketimbang tikus betina normal, dalam kkurun 20 pekan. Sedangkan dalam kurun yang sama, tikus jantan dengan FTO, lebih berat 10 persen ketimbang tikus jantan normal.
0 komentar:
Posting Komentar