Sebagian besar dari kita pasti pernah mendengar kalimat berikut ini, bukan?! :
”Kebersihan adalah pangkal dari kesehatan”
”Di dalam tubuh yang sehat tersimpan jiwa yang sehat”
“Ingatlah 5 perkara sebelum 5 perkara : [1] Muda sebelum tua, [2] Sehat Sebelum Sakit, [3] Kaya sebelum miskin, [4] Lapang sebelum sempit, dan [5] Hidup sebelum mati ”
.
Sebenarnya masih banyak peribahasa, kiasan, pameo, filsafat, dan kearifan untaian kata lainnya yang membahas dan sangat mementingkan unsur kesehatan. Namun, penulis hanya memberikan tiga dari contoh tersebut, karena ketiga kalimat itu yang paling Penulis ingat sampai sekarang. Ketiga contoh kalimat di atas Penulis rasa selalu diajarkan di bangku pendidikan, bahkan dari taman kanak-kanak.
Lalu, mengapakah semua itu sangat penting diajarkan?! Tentu saja menurut Penulis bahwa kesehatan itu adalah nikmat dan anugerah yang sangat super duper besar dari-NYA. Oleh karena itu, kita harus mensyukuri nikmat dan anugerah tersebut, salah satunya adalah dengan menjaga dan melakukan perawatan kesehatan kita. Nah, sebenarnya pengertian dan definisi sehat itu sendiri, Apa Sich ?!
.
Menurut ensiklopedia bebas : Kesehatan, pada organisme hidup, bisa dimengerti sebagai homeostasis - keadaan di mana suatu organisme mengimbangkan badannya, dengan masukan tenaga dan massa, lalu hasil tenaga dan massa dikeseimbangan (dikurangi massa yang ditahan untuk proses pertumbuhan biasa), dan harapan untuk kelangsungan hidup organisme adalah positif.
.
Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, World Health Organization) mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang sejahtera dan bukan hanya ketiadaan penyakit dan lemah. Meskipun berguna dan tepat, definisi ini dianggap terlalu ideal dan tidak nyata. Kalau menggunakan definisi WHO 70-95% orang di dunia sebagai tidak sehat.
.
Nah, sudah tau kan pengertian sehat itu secara umum?! Lalu, sekali lagi Penulis ingatkan bersyukurlah bagi anda yang masih diberikan kesehatan, baik secara lahiriah maupun batiniah, sebab di luar sana mungkin ada saudara kita yang sedang tidur di pembaringan rumah sakit, menjalani terapi kesehatan, bahkan ada yang harus menjalankan operasi untuk menyembuhkan sakit yang dideritanya.
.
Anyway.. Apa yang anda segera lakukan jika menjumpai atau merasakan hal yang kurang wajar dengan reaksi di tubuh kita-istilah umumnya sakit, baik yang dirasakan oleh diri sendiri maupun anggota keluarga kita. Tentu jawabannya yang paling umum adalah segera pergi ke dokter, rumah sakit, dan rumah ‘sehat’ lainnya. Hmmm… Pasti anda semua ingin pelayanan kesehatan yang terbaik bukan ketika anda berkunjung dan menggunakan jasa pelayanan kesehatan di tempat yang anda datangi. Anda pasti tidak mau mengalami apa yang namanya kesalahan, kekeliruan, keteledoran, ataupun kelalaian dari pihak sang pemberi pelayanan kesehatan, baik itu dokter, perawat, tim medis, dan yang lainnya ketika anda menggunakan jasa kesehatan mereka. Nah, istilah keren yang menyangkut hal demikian dalam dunia kedoteran dan medis, disebut sebagai MalPraktik. Apa sich MalPraktik itu ?!
.
Black’s Law Dictionary mendefinisikan malpraktik sebagai “professional misconduct or unreasonable lack of skill” atau “failure of one rendering professional services to exercise that degree of skill and learning commonly applied under all the circumstances in the community by the average prudent reputable member of the profession with the result of injury, loss or damage to the recipient of those services or to those entitled to rely upon them“.
.
Pengertian malpraktik menurut Black’s Law Dictionary tersebut bukanlah monopoli bagi profesi medis, melainkan juga berlaku bagi profesi hukum (misalnya mafia peradilan), akuntan, perbankan (misalnya kasus BLBI, Bank Century, etc.), dan lain-lain. Pengertian malpraktik medis menurut World Medical Association (1992) adalah: “medical malpractice involves the physician’s failure to conform to the standard of care for treatment of the patient’s condition, or lack of skill, or negligence in providing care to the patient, which is the direct cause of an injury to the patient.“
.
Dari segi hukum, di dalam definisi di atas dapat ditarik pemahaman bahwa malpraktik dapat terjadi karena tindakan yang disengaja (intentional) seperti pada misconduct tertentu, tindakan kelalaian (negligence), ataupun suatu kekurang-mahiran/ketidak-kompetenan yang tidak beralasan. Professional misconduct yang merupakan kesengajaan dapat dilakukan dalam bentuk pelanggaran ketentuan etik, ketentuan disiplin profesi, hukum administratif, serta hukum pidana dan perdata, seperti melakukan kesengajaan yang merugikan pasien, fraud, “penahanan” pasien, pelanggaran wajib simpan rahasia kedokteran, aborsi ilegal, euthanasia, penyerangan seksual, misrepresentasi atau fraud, keterangan palsu, menggunakan iptekdok yang belum teruji / diterima, berpraktek tanpa SIP, berpraktek di luar kompetensinya, dll. Kesengajaan tersebut tidak harus berupa sengaja mengakibatkan hasil buruk bagi pasien, namun yang penting lebih ke arah deliberate violation (berkaitan dengan motivasi) ketimbang hanya berupa error (berkaitan dengan informasi).
Waduh.. Ribet banget nggak sich penjelasannya ?! Hmmm.. mungkin penjelasan mudahnya MalPraktik itu seperti ini, pokoknya anda mengalami kerugian dari tindakan ini, yakni kerugian fisik seperti kesalahan dalam mengamputasi kaki (busyet deh.. mengerikan), kesalahan pemberian obat, kesalahan operasi, dan kerugian secara batiniah, misalnya anda merasa trauma atas tindakan tersebut.
Weleh.. Weleh.. Weleh.. !!!
Nah, anda semua pasti sudah mendengar kasus heboh dan fenomenal (terkait dengan hal ini) di bumi pertiwi kita ini, yakni kasus malpraktik yang di alami oleh ibu rumah tangga di sebuah rumah sakit ternama, kemudian sang Ibu ini menceritakan pengalamannya melalui surat elektronik di dunia maya.
Usut punya usut, ternyata si Ibu ini dituntut oleh pihak rumah sakit karena dituduh telah menjelek-jelekkan rumah sakit tersebut, dan si Ibu ini akhirnya ditahan di LP, dan seterusnya, bla bla bla.. Pokoknya kasus ini akhirnya tuntas tas tas dengan mengikutsertakan juga aspirasi dan dukungan masyarakat banyak, sungguh luar biasa !!!
Usut punya usut, ternyata si Ibu ini dituntut oleh pihak rumah sakit karena dituduh telah menjelek-jelekkan rumah sakit tersebut, dan si Ibu ini akhirnya ditahan di LP, dan seterusnya, bla bla bla.. Pokoknya kasus ini akhirnya tuntas tas tas dengan mengikutsertakan juga aspirasi dan dukungan masyarakat banyak, sungguh luar biasa !!!
Anyway.. Sebenarnya inti dalam tulisan saya ini adalah mengajak berdiskusi dengan para pembaca yang budiman, menurut Anda semua, apakah kasus-kasus Malpraktik yang pernah terjadi tersebut dimanapun itu adalah suatu KETIDAKSENGAJAAN atau KETELEDORAN dari pihak terkait ?!
Kita pasti sudah sadar dan mengerti bahwa kita sebagai manusia, sebagai makhluk ciptaan-NYA yang tidak sempurna, yang pasti pernah berbuat salah dan khilaf. Nah, begitu pun dengan pihak pemberi pelayanan kesehatan ini, baik itu dokter, perawat, tim medis, dan lain-lain, mereka pasti juga pernah lupa, alpha, khilaf, dan telah berbuat ketidaksengajaan ketika menjalani tugas dan kewajibannya tersebut. Karena itu mungkin saja kasus Malpraktik yang pernah terjadi itu adalah buah dari ketidaksengajaan dari mereka. Dan mungkin hal ini dapat kita maklumi bersama. Lalu bagaimana dengan alasan yang lain, yakni faktor keteledoran tersebut, saya rasa pasti reaksi kita akan beda dengan alasan sebelumnya. Saya rasa alasan yang kedua ini pasti akan membuat kita berfikir : “Tiada maaf bagimu !”.
Nah, berbicara mengenai kasus Malpraktik ini, ternyata kejadian ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja loh, bahkan di negara maju sekalipun, yang notabene pelayanan dan fasilitas kesehatannya lebih maju dari negara kita. Yuk kita simak beberapa contoh kasus Malpraktik yang pernah terjadi di negara maju.
1. Klinik Inseminasi yang Salah Menggunakan Sperma
Saat Nancy Andrews, warga Commack, New York, hamil setelah mengikuti program vitro fertilization, pasangan suami istri ini sama sekali tidak menduga bahwa anak yang dilahirkannya memiliki kulit dengan warna gelap yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan ciri fisik mereka. Dari test DNA yang kemudian dilakukan diperkirakan telah terjadi kesalahan dimana para dokter di New York Medical Services for Reproductive Medicine secara tidak sengaja menggunakan sperma dari laki-laki lain yang bukan milik suaminya dan kemudian diensiminasi ke sel telur Nancy. Pasangan ini tetap membesarkan sang bayi Jessica yang lahir pada tanggal 19 Oktober 2004 seperti layaknya darah dagingnya sendiri meski secara genetis telah terjadi kesalahan. Meskipun demikian pasangan ini tetap memperkarakan pemilik klinik tersebut atas kejadian yang tergolong malpraktik ini ke pengadilan. Nggak kebayang nggak sich, ikut program bayi tabung, terus ternyata (misalnya) anak yang lahir kulitnya item, rambutnya keriting, matanya belok, padahal babe sama emaknya gak ada yang kulitnya item, apalagi keriting. Gimana tuh perasaanya? Hihihihi.. Wanna be ?!
2. Cangkok Jantung dan Paru-paru yang Salah
Jésica Santillán, 17 tahun, meninggal 2 minggu setelah menjalani cangkok jantung dan paru-paru yang berasal dari pasien yang golongan darahnya tidak sama dengannya. Tim dokter di Duke University Medical Center gagal dalam memeriksa kecocokan darah sebelum operasi dilakukan. Setelah sekian detik operasi transplantasi untuk mencoba membalikkan keadaan karena kesalahan fatal itu, Jésica mengalami gagal otak dan komplikasi yang membawanya ke kematian. Jésica, imigran asal Mexico, tiba di Amerika Serikat tiga tahun sebelum menjalani pengobatan penyakit jantung untuk mempertahankan hidupnya. Dengan transplantasi jantung dan paru-paru di Duke University Hospital, Durham, N.C., alih-alih memperbaiki kondisinya, yang terjadi justru keadaan menjadi bertambah buruk. Jésica, yang bergolongan darah O, malah menerima organ dari donor yang bergolongan darah A. Kesalahan fatal ini membuatnya dalam kondisi koma, dan meninggal ketika usaha para dokter untuk berusaha menggantikannya dengan organ yang kompatibel gagal. Rumah sakit mengklaim telah terjadi human-error yang mengakibatkan kematian Jesica, selain prosedur yang cacat untuk memastikan kompatibilitas transplantasi organ. Setelah itu diberitakan telah terjadi kesepakatan tertutup antara rumah sakit dan keluarga soal ini. Tidak seorangpun, baik dari pihak keluarga atau rumah sakit yang mau memberikan komentar atas kasus ini. Ya Tuhan, Kasihan sekali yah si gadis ini, niatnya mau sembuh tapi malah berakhir seperti itu..
3. Testikel yang Berharga US $200.000 Dollar (2,2 Miliar Rupiah)
Satu lagi kesalahan fatal di meja operasi, ketika para ahli bedah keliru membuang testikel sebelah kanan yang masih sehat dari seorang veteran Angkatan Udara AS Benjamin Houghton (47 tahun). Pasien ini mengeluh sakit dan pengecilan testikel sebelah kirinya. Lalu para dokter memutuskan untuk menjadwalkan operasi pembedahan untuk membuang testikel yang bermasalah tersebut karena khawatir akan timbulnya kanker. Kesalahan-kesalahan terjadi sejak dari proses formulir perijinan hingga kegagalan personil medis untuk menentukan sisi pembedahan sebelum prosedur operasi dilaksanakan. Kesalahan yang terjadi di West Los Angeles VA Medical Center ini membawa pada tuntutan hukum atas rumah sakit yang diajukan oleh Houghton dan istrinya. Beuh, masih untung cuma testikelny saja ya, Gan. Gimana coba kalo yang diangkat ternyata Si Mr. P? Alamak.. Ngga kukuh lah yaw..
4. Prosedur Invasive Jantung Terbuka.. Tapi Salah Pasien…
Joan Morris (nama samaran), seorang nenek berusia 67 tahun, diminta bantuannya dalam suatu pembelajaran di rumah sakit untuk cerebral angiography (ilmu mengenai darah pada otak). Sehari setelahnya, secara tidak sengaja dia “terpaksa” dijadikan objek studi mengenai invasive cardiac electrophysiology. Setelah sesi angiography, pasien ini dipindahkan ke ruangan yang lain yang bukan merupakan ruangan asalnya. Kesalahan yang “direncanakan” terjadi keesokan harinya saat paginya pasien ini dibawa untuk suatu prosedur jantung terbuka. Dia berada di atas meja operasi yang mestinya bukan untuk dia selama satu jam. Para dokter membuat irisan pada pangkal pahanya, menusuk sebuah arterinya, menyambungnya ke sebuah pipa pembuluh lalu ke atas ke jantungnya (suatu prosedur yang mengakibatkan resiko tinggi terjadinya pendarahan, infeksi, serangan jantung, dan stroke). Kemudian tiba-tiba telepon berdering, dan seorang dokter dari bagian lain bertanya “Apa yang kalian lakukan dengann pasienku?” Tidak ada yang salah dengan jantungnya. Kardiologis yang melakukan prosedur itu mencek data wanita itu dan baru menyadari kesalahan fatal telah terjadi. Studi itu langsung distop, setelah rekondisi wanita malang itu akhirnya dikembalikan ke kamar asalnya, beruntungya, dalam kondisi yang masih stabil. Weleh.. Weleh.. Weleh.. Kok bisa sich?!!
5. Suvenir Sepanjang 13 Inch
Donald Church, 49 tahun, mempunyai tumor di perutnya saat ia tiba di University of Washington Medical Center di Seattle pada bulan Juni 2000. Setelah meninggalkan rumah sakit itu, tumornya hilang - tapi satu alat operasi (retractor) malah menggantikan tempat tumornya. Ternyata dokter yang menanganinya secara tidak sengaja meninggalkan retractor sepanjang 13 inch di perutnya. Hal ini bukan kejadian yang pertama terjadi di klinik itu. Empat kasus yang sama pernah terjadi di klinik yang sama antara tahun 1997 dan 2000. Masih untung, ahli bedah masih bisa mengambil lagi retraktor yang ketinggalan itu segera setelah diketahui. Akibat dari peristiwa ini, Church mengalami konsekuensi gangguan fungsi perutnya. Klinik tersebut akhirnya setuju membayar Church sebesar US $97.000 (1 miliar rupiah) sebagai kompensasinya. Ada-ada saja yach?!
6. Rumah Sakit Salah Posisi Operasi Otak (Untuk Ketiga Kalinya dalam Setahun)
Untuk ketiga kalinya dalam tahun yang sama, dokter-dokter di Rhode Island Hospital melakukan operasi pada sisi kepala yang salah pada pasien-pasiennya. Yang terakhir terjadi pada tanggal 23 November 2007. Seorang nenek berusia 82 tahun membutuhkan operasi untuk menghentikan pendarahan di antara otaknya dan tengkorak kepalanya. Seorang ahli bedah syaraf di rumah sakit itu mulai melakukan pembedahan dengan membuat lubang pada bagian sisi kanan kepala pasien, meski sebenarnya hasil CT scan memperlihatkan bahwa pendarahan terjadi pada bagian sisi kiri, menurut laporan media lokal. Beruntung dokter bedah ini segera menyadari kesalahannya dan segera menutup kembali lubang operasi yang salah dan melakukannya kembali pada sisi kiri kepala pasien. Kondisi pasien dilaporkan stabil pada hari Minggunya. Kasus yang sama disebut-sebut juga terjadi pada bulan Februari, dimana seorang dokter yang lain juga melakukan operasi pada sisi kepala yang salah. Dan pada Agustus, lagi-lagi seorang kakek berusia 86 thaun menjadi korbannya, setelah nyawanya tidak terselamatkan akibat operasi pada kepalanya, tapi pada sisi yang salah dari kepalanya. Hmm.. kayaknya nih rumah sakit perlu revitalisasi manajemen kesahatan, deh… secara gitu loch !!
7. Dokter yang Mengamputasi Kaki yang Salah
Mungkin kasus yang satu ini adalah kasus malpraktik yang paling banyak dipulikasikan. Seorang dokter di Tampa (Florida) melakukan kesalahan dengan mengamputasi kaki yang salah terhadap pasiennya, Willie King (52 tahun), pada bulan Februari 1995. Pada akhirnya diketahui telah terjadi rangkaian kesalahan sebelum proses amputasi pada kaki yang salah itu. Saat tim operasi bedah menyadari kesalahan mereka semuanya sudah terlambat, kaki yang seharusnya masih sehat terlanjur dipotong! Akibat dari peristiwa ini ijin ahli bedah di rumah sakit itu di cabut untuk waktu 6 bulan dan didenda sebesar US $10.000 dollar (100 juta lebih). University Community Hospital, rumah sakit dimana operasi dilakukan membayar US $900.000 dollar (hampir 1 milyar) pada King sebagai kompensasi dan dokter-dokter yang terlibat di operasi itu turut “menyumbang” US $250.000 (lebih dari 250 juta). Wuih, kasihan banget ya orang yang diamputasi itu..
8. Ginjal Sehat yang Tidak Sengaja Dibuang
Di St. Louis Park, Minnesota, seorang pasien dirujuk ke Park Nicollet Methodist Hospital untuk dibuang salah satu ginjalnya yang rusak akibat tumor yang diduga merupakan sel-sel kanker. Tapi yang terjadi kemudian, justru yang dibuang adalah ginjal yang sehat! “Hal ini baru disadari keesokan harinya setelah operasi, saat patologis yang meneliti sampel ginjal tersebut tidak menemukan kerusakan apapun padanya.” ujar Samuel Carlson, M.D. dan pejabat di Park Nicollet. Ginjal yang diduga potensial diserang kanker justru masih tertinggal di tempatnya dan masih berfungsi. Demi privasi dan permintaan keluarga, tidak ada detil laporan mengenai pasien ini yang dipublikasikan. OMG.. Nggak kebayang tuch perasaan si Pasiennya..
9. Terbangun Saat Operasi Membuatnya Bunuh Diri
Keluarga dari seseorang di West Virginia mengklaim telah terjadi pembiusan yang tidak cukup saat proses operasi dan mengakibatkan sang pasien bisa merasakan setiap irisan dari pisau bedah dan menjadikannya trauma berat. Trauma ini menurut keluarga itu membuat pasien itu melakukan bunuh diri dua minggu kemudian. Sherman Sizemore dikirim ke Raleigh General Hospital di Beckley, W.Va., pada tanggal 29 Januari 2006 untuk dilakukan tindakan operasi berkenaan dengan rasa sakit di perutnya. Tapi, saat operasi dilakukan, pasien ini dilaporkan mengalami fenomena dimana yang dkenal dengan nama anesthetic awareness atau kesadaran selama pembiusan, yang membuat pasien bisa merasakan sakit atau ketidaknyamanan selama operasi berlangsung, sementara dia sendiri tidak bisa bergerak atau melakukan komunikasi dengan dokternya. Menurut komplain yang diajukan, anesthesiologis menyuntikkan obat bius pada pasien tapi gagal membuat mati rasa pasien hingga 16 menit setelah irisan pertama di perutnya. Anggota keluarga pasien tersebut mengatakan hal itu membuat trauma berat karena sadar saat sedang dioperasi tapi sama sekali tidak bisa bergerak atau mengkomunikasikannya dengan dokter yang akhirnya mendorongnya melakukan bunuh diri. Kasihan sekali yach, kok bisa seperti itu kejadinnya..
10. Bypass Arteri yang Salah
Dua bulan setelah melakukan operasi double bypass jantung untuk menyelamatkan nyawanya, artis komedian Dana Carvey yang mengasuh acara tv Saturday Night Live membuat pernyataan mengejutkan dimana dokter bedah cardiac yang menanganinya telah melakukan bypass pada arteri jantung yang salah. Akibatnya dibutuhkan operasi darurat untuk membuka kembali penyumbatan yang bisa mengakibatkan dia terbunuh. Menanggapi tuntutan sebesar 7,5 juta dollar yang diajukan oleh Dana, dokter itu dengan jujur mengatakan bahwa telah terjadi kesalahan yang diakibatkan karena arteri Dana mempunyai situasi yang tidak biasa di jantungnya. Tapi Dana menyangkalnya :”Ini seperti membuang ginjal yang salah itu. Ini suatu kesalahan besar yang terjadi.” ujar entertainer itu pada People Magazine. Sip, kalau sang artis bertindak, sepertinya bakalan seru, dech…
Well.. Itulah beberapa contoh kasus Malpraktik yang pernah terjadi di dunia ini. Mungkin saja masih banyak kasus-kasus Malpraktik lainnya yang pernah terjadi, dan mungkin beritanya tidak pernah mencuat atau terekspos ke khalayak ramai karena “alasan” tertentu. Namun yang pasti kita semua berharap semoga tindakan ini tidak akan pernah terjadi lagi ke depannya, dan semoga dunia kedokteran tetap memberikan yang terbaik untuk mensejahterakan kaum ‘pesakitan’ (pasiennya).
Nah.. Sekali lagi saya mengajak para pembaca yang budiman, menurut pandangan Anda, apakah kasus Malpraktik ini adalah kebanyakan hasil dari KETIDAKSENGAJAAN atau KETELEDORAN si Pelaksana ?!
0 komentar:
Posting Komentar